Sabtu, 22 November 2014

There Is Always Rainbow After The Rain



There Is Always Rainbow After The Rain
 

Setidaknya sekali dalam hidup kita pernah melihat pelangi atau bianglala. Pelangi yang terlihat di langit merupakan busur cahaya warna warni merah-jingga-kuning-hijau-biru-nila-ungu sejajar yang yang ujungnya berakhir pada kaki langit. Pelangi merupakan peristiwa alam yang terjadi akibat pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air. Selalu ada pelangi setelah hujan berakhir, hanya ketika kita berada pada posisi yang tepat. Keindahan pelangi hanya dapat kita lihat pada posisi ketika kita berada di antara hujan dan matahari. Ketika kita menghadap ke arah terjadinya hujan dan matahari ada di belakang kita.

 

Itulah situasi yang dialami oleh Rafael “Rafa” Nadal, petenis asal Spanyol yang berusia 26 tahun itu, ketika pada hari Senin, 11 Juni 2012, berhasil menciptakan momen bersejarah. Di final Perancis Terbuka 2012, di lapangan tanah liat, Roland Garros, Perancis, Nadal mengalahkan petenis peringkat satu dunia asal Serbia, Novak Djokovic dengan skor 6-4, 6-3, 2-6, 7-5. Kemenangan itu mengukuhkan Nadal sebagai petenis raja lapangan tanah liat (king of the clay). Dengan kemenangan itu, Nadal menjadi satu-satunya petenis yang tujuh kali menjuarai pertandingan tenis di lapangan Roland Garros sejak 1928, mematahkan rekor Bjorn Borg, petenis legendaris asal Swedia yang “hanya” membukukan enam kali kemenangan. Rekor Nadal terpecahkan setelah 31 tahun sejak Bjorn Borg terakhir memenangi pertandingan pada tahun 1981.

“Pelangi” dalam karir Nadal sebagai petenis profesional akhirnya tercipta setelah sepanjang tahun 2011 dia mengalami “hujan” yang menyurutkan bintangnya. Tanggal 18 Agustus 2008, Rafael “Rafa” Nadal menduduki peringkat satu dunia (en.wikipedia.org). Sederet pencapaian telah dia raih, juara grand slam Australia Terbuka (2009), Perancis Terbuka (2005, 2006, 2007, 2008, 2010, 2011), Wimbledon (2008, 2010), Amerika Serikat Terbuka (2010), dan meraih medali emas pada Olimpiade Beijing 2010. Namun, setelah Perancis Terbuka 2011, ia gagal pada final tiga grand slam berikutnya, yaitu di Wimbledon 2011, Amerika Serikat Terbuka 2011, dan Australia Terbuka 2012, serta empat final Association Tennis Professional (ATP) Masters, semuanya direbut oleh Novak Djokovic. Setelah ditaklukan Djokovic pada Australia Terbuka awal 2012, Nadal harus beristirahat sepanjang Pebruari 2012 karena gangguan cidera pada kakinya. Pada kompetisi Maret 2012 di Miami, Nadal harus mundur sebelum bertanding dengan Andy Murray di semifinal karena cidera kakinya. Nadal mengalami tekanan mental yang luar biasa. Momentum kebangkitannya tercapai ketika musim kompetisi lapangan tanah liat dimulai. Di final ATP Masters, Nadal bertemu dengan Djokovic dan memenangi pertandingan itu.

Semangat Sang Pemenang, kerja keras, dan dukungan keluarga merupakan motivasi kuat yang mendorong Nadal keluar dari tekanan mental dan keputusasaan dalam situasi sulit karirnya sebagai petenis profesional. Dukungan keluarganya begitu besar. Keluarga besar Nadal tinggal di satu bangunan apartemen di Porto Cristo, resor yang berjarak sekitar delapan kilometer dari Manacor, kota di pulau kecil Mallorca, di Laut Mediterania. Toni Nadal, pamannya yang berperan sebagai pelatih Nadal, tinggal dengan keluarganya di seberang apartemen. Toni merupakan orang yang bertanggung jawab atas masalah teknis di lapangan. Miguel Angel Nadal, pamannya yang lain juga tinggal hanya berjarak sepelemparan batu dengan keluarga Nadal. Miguel Angel berperan dalam menumbuhkan mental kompetitif Nadal. Sedangkan Sebastian Nadal, ayahnya, bertugas mengawasi kontrak putranya dengan para sponsor. Dengan semangat kekeluargaan yang kuat mereka bahu membahu mendukung perjalanan karir Nadal. Sebelumnya, Nadal juga pernah menghadapi situasi kritis ketika pada tahun 2006 dia mengalami cidera kaki dan gagal menemukan penyebab cideranya, sekalipun sudah menemui banyak dokter spesialis kaki. Nadal, yang saat itu baru berusia 20 tahun, sempat berpikir karirnya telah tamat. Saat itu ayahnya mengatakan, “Kita akan menemukan solusi. Kalaupun tidak, dengan segala talenta dan ketekunan yang kamu miliki, aku tidak melihat alasan mengapa kamu tidak berubah menjadi pegolf professional.” Nadal juga hoby bermain golf (Kompas, Rabu, 13 Juni 2012).

Mungkin saat ini Anda sedang menghadapi “hujan” dalam karir atau usaha Anda. Anda mengalami stagnasi, bahkan cenderung turun dengan laju yang mengkuatirkan. Namun, ingatlah bahwa selalu ada pelangi setelah hujan, hanya ketika kita menempatkan diri pada posisi yang tepat. Posisi yang sepenuhnya adalah pilihan kita. Posisi dimana kita tetap bersemangat dan antusias. Ketekunan dan kreatifitas, serta memilih lingkungan yang tepat, yang mendukung secara positif usaha kita, dan terus bergerak. Demikian pula Rafael “Rafa” Nadal, yang per 11 Juni 2012 posisinya masih di peringkat dua. Dia akan terus bergerak. Perjalanan tidak akan pernah selesai, suatu pencapaian hanyalah suatu persinggahan sesaat. Sesungguhnya itulah hakekat perjalanan Sang Pemenang.

Salam Pemenang!!!

Terima kasih : http://suhartono-chandra.blogspot.com